Sabtu, 13 Mei 2017

Filled Under:

ANALISIS METODE PEMBELAJARAN AL QUR’AN

(STUDI KOMPARASI METODE IQRA’ DENGAN METODE YANBU’A)
Oleh : Musrifatun Ummul Fadlilah, S.Pd



Kegelisahan Akademik
Dalam  pengajaran  al-Qur’an  baik  di  tingkat  sekolah  taman  kanak-kanak al-Qur’an  maupun  tingkat  Diniyyah  dan  Ibtidaiyyah,  banyak  digunakan  metode belajar membaca  al-Qur’an,  antara  lain  metode  Iqra',  metode  Qiro'ati,  metode  AnNahdiyyah,  metode Baghdadiyah, Barqi, dan Yanbu'a,dan lain-lain. Setiap metode memiliki cara dan teknik sendiri-sendiri dalam menjadikan anak didik mampu membaca al-Qur'an secara fasih dan tartil. .
Metode yang selama ini banyak digunakan oleh pendidik dalam mengajarkan membaca Al Qur’an adalah metode Iqra’ Selain metode tersebut, kini mulai muncul metode baru dari Kudus yakni metode Yanbu’a. Metode ini belum banyak dipergunakan oleh pendidik karena kurangnya pengetahuan tentang hal itu. Dari dua metode tersebut, terdapat beberapa kelebihan dan kelemahan masing-masing. Juga memiliki persamaan dan perbedaan mulai dari tulisan hingga materi yang diajarkan.
Dengan adanya dua metode belajar membaca Al Qur’an tersebut, maka saya tertarik untuk meneliti terkait “ Tinjauan Metode Pembelajaran Al Qur’an (Studi Komparasi Metode Iqra’ dengan Metode Yanbu’a)

1.    Metode Iqra’
Metode Iqra’ adalah salah satu metode belajar mengajar Al Qur’an yang disusun secara praktis dan sistematis, sehingga memudahkan setiap orang untuk belajar maupun mengajarkan membaca Al Qur’an (Buku Iqra’ Cara Cepat Belajar Membaca Al Qur’an, K.H As’ad Humam,Yogyakarta, Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM, 2000)
Sistem Pembelajaran Iqra’
v     Menggunakan sistem CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)
v  Mengenai judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak komentar
v Bila santri keliru panjang panjangnya dalam membaca huruf, maka guru dengan tegas memperingatkan (sebab yang betul dengan pendek-pendek) dan membacanya agar diputus-putus, bila perlu ditekan.
v    Bila santri keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja
v Bagi santri yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranta mampu berpacu dalam menyelesaikan belajarnya maka membacanya boleh diloncat-loncatkan, tidak harus utuh sehalaman.(K.H. As’ad Humam, 2000, Buku Iqro’. Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta)
v  Jumlah  santri maksimal 15 Orang / Rombongan Belajar
v  Alokasi waktu:
10 Menit pertama : Pembukaan
-          Doa awal pembelajaran
-          Materi penunjang
40 Menit               : Privat
-          Iqro’ (Materi Pokok)
10 Menit kedua    : Penutup
-          Evaluasi
-          Berdoa

2.    Metode Yanbu’a
Penyusunan Yanbu'a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.( Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", 2004). Khususnya dari warga masyarakat "Robithotul Huffadh Lima'had Yanbu'ul Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Kudus), lembaga pendidikan ma'arif, serta muslimat terutama dari cabang Kudus dan Jepara agar pengasuh pondok menerbitkan buku tentang cara membaca, menulis dan menghafal Al-Qur'an yang bisa dimanfaatkan oleh ummat, sehingga bisa berlatih kefasihannya mulai usia anak-anak.
Juz I adalah kunci awal keberhasilan siswa untuk melanjutkan ke juz II, III, dalam hal ini butuh bimbingan langsung dari ustadz/ustadzah. Pada juz IV tujuan pembelajarannya anak bisa membaca lafadz Allah (ayat-ayat Al-Qur'an) dengan benar, memahami huruf-huruf yang tidak dibaca atau fawatichus suwar dan huruf-huruf tertentu serta mengetahui persamaan antara huruf latin dan Arab, kaidah tajwid, tulisan Arab dan pegon jawa. Tujuan pembelajaran juz V anak bisa membaca waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm Ustmaniy sedangkan juz VI dan VII merupakan pedoman untuk mempelajari kaidah ghorib dan tajwid.8 Setelah siswa selesai mempelajari juz I – juz V yaitu lewat pentashihan kepada ahli Al-Qur'an peserta didik diperbolehkan mempelajari Al-Qur'an 30 juz secara langsung, siswa membacakannya di hadapan guru. Guru sebagai pembimbing menyimak benar salahnya bacaan peserta didik dalam membaca Al-Qur'an (Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004)



Sistem pembelajaran Yanbu’a
v  Jumlah  santri maksimal 15 Orang / Rombongan Belajar
v  Alokasi waktu KBM  satu seperempat (1 ¼) jam ( 75 Menit ), dengan perincian :
-          ¼ Jam (15 Menit) untuk membaca do’a iftitah bersama-sama dan pengarahan-pengarahan 
-          1 jam ( 60 Menit ) untuk proses belajar
v  Pembagian waktu proses belajar sebagai berikut :
-            15 menit awal untuk membaca secara klasikal (dengan cara santri membaca
     bersama-sama dengan serentak suara yang keras dan benar)
-            30 menit seterusnya untuk membaca secara individual (dengan cara membaca   
     satu-satu didepan guru, satu kali saja salah tidak bisa dinaikkan halaman)
-            10 menit untuk penyampaian materi-materi tambahan
-            5   menit untuk membaca do’a ikhtitam dan pengarahan-pengarahan
v  Materi disesuaikan dengan buku pedoman Yanbu’a (Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY)Kabupaten Kudus. ppt)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2017 Khusn al-'Ain.