(STUDI KOMPARASI METODE IQRA’ DENGAN METODE YANBU’A)
Oleh : Musrifatun Ummul Fadlilah, S.Pd
Kegelisahan
Akademik
Dalam
pengajaran al-Qur’an baik
di tingkat sekolah
taman kanak-kanak al-Qur’an maupun
tingkat Diniyyah dan
Ibtidaiyyah, banyak digunakan
metode belajar membaca
al-Qur’an, antara lain
metode Iqra', metode
Qiro'ati, metode AnNahdiyyah,
metode Baghdadiyah, Barqi, dan Yanbu'a,dan lain-lain. Setiap metode
memiliki cara dan teknik sendiri-sendiri dalam menjadikan anak didik mampu
membaca al-Qur'an secara fasih dan tartil. .
Metode yang selama ini banyak digunakan
oleh pendidik dalam mengajarkan membaca Al Qur’an adalah metode Iqra’ Selain
metode tersebut, kini mulai muncul metode baru dari Kudus yakni metode Yanbu’a.
Metode ini belum banyak dipergunakan oleh pendidik karena kurangnya pengetahuan
tentang hal itu. Dari dua metode tersebut, terdapat beberapa kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Juga memiliki persamaan dan perbedaan mulai dari
tulisan hingga materi yang diajarkan.
Dengan adanya dua metode belajar membaca
Al Qur’an tersebut, maka saya tertarik untuk meneliti terkait “ Tinjauan Metode
Pembelajaran Al Qur’an (Studi Komparasi Metode Iqra’ dengan Metode Yanbu’a)
1. Metode Iqra’
Metode Iqra’ adalah salah satu metode belajar
mengajar Al Qur’an yang disusun secara praktis dan sistematis, sehingga
memudahkan setiap orang untuk belajar maupun mengajarkan membaca Al Qur’an
(Buku Iqra’ Cara Cepat Belajar Membaca Al Qur’an, K.H As’ad Humam,Yogyakarta,
Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus AMM, 2000)
Sistem
Pembelajaran Iqra’
v Menggunakan
sistem CBSA (Cara Belajar Santri Aktif)
v Mengenai
judul-judul, guru langsung memberi contoh bacaannya, jadi tidak perlu banyak
komentar
v Bila santri
keliru panjang panjangnya dalam membaca huruf, maka guru dengan tegas
memperingatkan (sebab yang betul dengan pendek-pendek) dan membacanya agar diputus-putus,
bila perlu ditekan.
v Bila santri
keliru membaca huruf, cukup betulkan huruf-huruf yang keliru saja
v Bagi santri
yang betul-betul menguasai pelajaran dan sekiranta mampu berpacu dalam
menyelesaikan belajarnya maka membacanya boleh diloncat-loncatkan, tidak harus
utuh sehalaman.(K.H. As’ad Humam, 2000, Buku
Iqro’. Balai Litbang LPTQ Nasional Team Tadarus “AMM” Yogyakarta)
v Jumlah
santri maksimal 15 Orang / Rombongan Belajar
v Alokasi waktu:
10 Menit pertama : Pembukaan
-
Doa awal pembelajaran
-
Materi penunjang
40 Menit :
Privat
-
Iqro’ (Materi Pokok)
10 Menit kedua : Penutup
-
Evaluasi
-
Berdoa
2. Metode
Yanbu’a
Penyusunan
Yanbu'a berasal dari usulan dan dorongan alumni Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an.( Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan
Menghafal Al-Qur'an "Yanbu'a", 2004). Khususnya
dari warga masyarakat "Robithotul Huffadh Lima'had Yanbu'ul
Qur'an Majlis Nuzulis Sakinah (Mutakharrijin Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an
Kudus), lembaga pendidikan ma'arif, serta muslimat terutama dari cabang Kudus
dan Jepara agar pengasuh pondok menerbitkan buku tentang cara membaca, menulis
dan menghafal Al-Qur'an yang bisa dimanfaatkan oleh ummat, sehingga bisa
berlatih kefasihannya mulai usia anak-anak.
Juz I adalah kunci awal keberhasilan siswa untuk melanjutkan ke juz
II, III, dalam hal ini butuh bimbingan langsung dari ustadz/ustadzah. Pada
juz IV tujuan pembelajarannya anak bisa membaca lafadz Allah (ayat-ayat
Al-Qur'an) dengan benar, memahami huruf-huruf yang tidak dibaca atau fawatichus
suwar dan huruf-huruf tertentu serta mengetahui persamaan antara huruf
latin dan Arab, kaidah tajwid, tulisan Arab dan pegon jawa. Tujuan pembelajaran
juz V anak bisa membaca waqof dan tanda baca yang terdapat di Al-Qur'an Rosm
Ustmaniy sedangkan juz VI dan VII merupakan pedoman untuk
mempelajari kaidah ghorib dan tajwid.8 Setelah siswa selesai mempelajari juz
I – juz V yaitu lewat pentashihan kepada ahli Al-Qur'an peserta didik
diperbolehkan mempelajari Al-Qur'an 30 juz secara langsung, siswa membacakannya
di hadapan guru. Guru sebagai pembimbing menyimak benar salahnya bacaan peserta
didik dalam membaca Al-Qur'an (Ulin Nuha Arwani, Thoriqoh Baca Tulis dan Menghafal
Al-Qur'an "Yanbu'a", Kudus: Yayasan Arwaniyyah, 2004)
Sistem pembelajaran Yanbu’a
v Jumlah
santri maksimal 15 Orang / Rombongan Belajar
v Alokasi waktu KBM satu seperempat (1 ¼) jam ( 75 Menit ),
dengan perincian :
-
¼
Jam (15 Menit) untuk membaca do’a iftitah bersama-sama dan
pengarahan-pengarahan
-
1
jam ( 60 Menit ) untuk proses belajar
v Pembagian waktu proses belajar sebagai
berikut :
-
15
menit awal untuk membaca secara klasikal (dengan
cara santri membaca
bersama-sama dengan serentak suara yang
keras dan benar)
-
30
menit seterusnya untuk membaca secara individual (dengan cara membaca
satu-satu didepan guru, satu kali saja
salah tidak bisa dinaikkan halaman)
-
10
menit untuk penyampaian materi-materi tambahan
-
5 menit untuk membaca do’a ikhtitam dan
pengarahan-pengarahan
v Materi disesuaikan dengan buku pedoman
Yanbu’a (Lajnah Muroqobah Yanbu’a (LMY)Kabupaten Kudus. ppt)
0 komentar:
Posting Komentar