Sabtu, 13 Mei 2017

Filled Under:

KURIKULUM DALAM INTEGRASI ANTARA MATERI AGAMA DAN MATERI UMUM

(Banyaknya kurikulum yang setiap saat berganti belum mengintegrasikan materi agama dengan materi umum menjadi hal yang perlu diperhatikan!)



Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang timbul pada diri manusia itu sendiri.Pendidikan merupakan sebuah sistem yang berusaha mengembangkan dan mendidik segala aspek yang dimiliki manusia, sehingga orientasi pendidikan Islam tidak hanya memberikan pengetahuan agama maupun umum, tetapi juga mendidik akhlak dan jiwa agar terbiasa dengan kesopanan, keikhlasan dan kejujuran.
Menurut undang-undang tentang sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara(Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1).
Untuk mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan diatas,harus berupaya dan berusaha semaksimal mungkin, diperlukan pengelolaan yang baik dalam segala bidang disekolah. Peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan pasal 49 ayat 1, pengelolaan satuan pendidikan meliputi perencanaan progam, peyusunan kurikulum tingkat satuan kependidikan, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, penilaian hasil belajar, dan pengawasan.di perlukannya sebuah perangkat sistem pendidikan yang mampu menghantarkan kearah yang tepat. Sistem itu yang akan mampu menata dan mempola proses pendidikan, sehingga proses pendidikan berjalan secara terarah, terencana dan tujuannya tercapai.
Arah dan tujuan pendidikan nasional yang telah diamanatkan oleh UUD 1945, adalah peningkatan iman dan takwa serta pembinaan akhlak mulia para peserta didik yang dalam hal ini adalah seluruh warga negara yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. Karena itu, pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan peserta didik harus selalu mendapatkan perhatian. Pendidikan di tingkat dasar (SD dan SMP) merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini para generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa kita di masa datang.
Faktor yang menyebabkan tujuan pendidikan kurang memuaskan diantaranya berupa sarana prasarana yang kurang mendukung proses pembelajaran, dapat pula berupa SDM yang kurang atau tidak kompeten, sehingga proses pembelajaran tidak dapat berjalan sesuai keinginan, dan dapat juga berupa kurikulum yang memang tidak mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut(Dennis C. McCornac, 2012).
Sangat wajar kalau tingkat kepandaian dan ketrampilan peserta didik tidak akan maksimal dan yang didapatkan hanya sekedar lulus, tetapi tidak mempunyai kecakapan khusus yang dapat diandalkan. Karena itu kiranya sangat mendesak untuk dipikirkan bagaimana mendesain pendidikan agar peserta didik dapat mengembangkan dirinya secara maksimal, sehingga dampak yang didapatkan setelah menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu dapat menjadi bekal dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan persoalan. Keputusan yang terbaik bahwa keadaan seperti yang ada sekarang ini tetap dipertahankan dengan upaya maksimal dalam proses pembelajarannya dan dbeberapa syarat dasar yang harus dimiliki, semacam sarana prasarana dan juga SDM.
Wawasan al-Qur’an tentang pendidikan dalam segala tingkatan yang ada pada hakikatnya bercorak tauhid, yaitu kesatuan pandangan yang menegaskan adanya kesatuan sistem ilmu pengetahuan sebagai proses hubungan dialektis antara daya-daya ruhaniah manusia dalam usaha memahami ayat-ayat Tuhan, baik yang terkandung dalam alam, manusia, sejarah, maupun dalam kitab suci (Musa Asy’arie, 2003: 6).
Wawasan tauhid tersebut menuntut adanya suatu metodologi yang memungkinkan dapat diaktualisasikan secara konkret dalam realitas kehidupan.  Karena itu, ilmu pengetahuan dalam pendidikan berkedudukan sebagai objek, seharusnya dapat membangkitkan kesadaran spiritual dan meningkatkan tanggung jawab moral manusia pada kehidupan di muka bumi, sehingga kehadirannya memberikan makna dan menjadi rahmat bagi sesamanya.
Upaya membangun ilmu dengan paradigma Islam harus menelaah sumber utama ajaran Islam yaitu Al Qur’an dan As-Sunnah. Al Qur’an merupakan kitab Allah yang diturukan kepada nabi Muhammad saw untuk menjadi hidayah bagi umat manusia. Al Qur’an memotivasi setiap orang untuk menuntut ilmu dan mengajak manusia untuk berpikir.Al Qur’an tidak merintangi akal untuk memperoleh ilmu, tetapi sebaliknya memberikan dorongan yang sangat kuat agar setiap orang memperoleh ilmu dalam ukuran sedalam dan seluas mungkin (Azyumardi dkk, 2010: 93).
Mendidik anak-anak agar berperilaku baik tidaklah mudah. Banyak orangtua yang gagal melakukannya. Bukan karena mereka tidak mampu,bukan karena mereka kurang mencurahkan kasih sayang kepada anak-anak, bukan karena tidak menghendaki yang terbaik bagi anak-anak. Orangtua gagal karena tidak bersikap konsisten (Severe, 2002: 5),sehingga dibutuhkan konsistensi pendidikan orang tua dengan penuh cinta dan kasih.
Salah satu komponen yang paling penting dalam pendidikan adalah kurikulum.Karena kurikulum memegang peranan kunci dalam menentukan tujuan dan arah pendidikan kedepan. Dengan kurikulum proses pendidikan akan berjalan dengan arah yang jelas. Kurikulum akan menggambarkan proses pendidikan dilaksanakan dan bagaimana keadaan pendidikan dikemudian hari. Kurikulum memberi pedoman dan pegangan tentang jenis dan lingkup urutan isi dan proses pendidikan.Dalam proses pendidikan, kurikulum akan menjadi acuan yang harus dijadikan pegangan,  Kurikulum mengarahkan seluruh aktifitas proses pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan, Heri Gunawan (2013:23).
Pentingnya peran dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem Pendidikan Nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang penting dalam merealisasikan program pendidikan, baik formal maupun nonformal, sehingga gambaran sistem pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Arah dan tujuan pendidikan yang jelas dan mantap juga dapat dilihat melalui kurikulum pendidikan yang dipakai, Oemar Hamalik (2008:20).
Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia yang sering berubah setiap ada pergantian Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan kurikulum 2013 (http: www.asyikbelajar.com, diakses 22 oktober 2016).Perubahan kurikulum yang ada pasti mempunyai dampak terhadap pendidikan yang ada.
Karakteristik kurikulum pendidikan Islam harus terbebas dari kontradiksi, mengacu pada kesatuan Islam, dan selaras dengan integritas psikologi yang telah Allah ciptakan untuk manusia serta selaras dengan kesatuan pengalaman yang hendak diberikan kepada anak didik, baik yang berhubungan dengan sunah, kaidah, sistem, maupun realitas alam semesta. Oleh karena itu, seluruh materi pelajaran harus diarahkan pada satu tujuan luhur atas dasar ini, seluruh ilmu duniawi harus diarahkan pada pembentukan kepribadian manusia yang bertauhid. Dengan demikian, tidak ada lagi pembagian materi ke dalam  ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu keduniaan. pendapat dari Zainal Abidin Bangir (2005:17) bahwa agar agama bisa bermakna dan menjadi rahmat bagi pemeluknya, bagi umat manusia, atau bahkan keseluruhan alam semesta, maka agama mesti diintegrasikan atau dipadukan dengan wilayah-wilayah kehidupan manusia. Melalui pendapat tersebut, maka salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan mengintegrasikan atau memadukan agama dengan ilmu-ilmu umum dalam dunia pendidikan Islam.
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan pendidikan tertentu Oemar Hamalik, (2012 : 91).
Kurikulum merupakan kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan progam agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan, Nik Haryati (2011:2).Tauhid adalah mengEsakan Allah SWT, Yunahar ilyas (2009:18).
Kurikulum berbasis tauhid merupakan suatu proses pengelolaan aktifitas belajar mengajar yang berpusat pada ajaran dan hukum-hukum Islam.Kurikulum berbasis Tauhid merupakan salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan, ini berpedoman pada pendidikan berbasis tauhid.Konsep pendidikan berbasis Tauhid merupakan salah satu upaya untuk menciptakan peserta didik agar memiliki kemampuan yang seimbang antara kognitif dan kepribadiannya Hal ini juga menunjukkan pada prinsip integritas di mana diri dan segala yang ada pada satu arah, yaitu kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Dzariyat 51: 56 :

Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.

Dari hal di atas harus kita pahami, bahwa tujuan penciptaan manusia yaitu untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Secara arti luas, manusia harus beribadah kepada Allah SWT seperti apa yang telah diajarkan oleh Rasulullah saw. Selain ayat di atas, Allah juga memerintahkan agar selalu memperhatikan pendidikan, baik yang berhubungan dengan dubia maupun akhirat. Seperti yang dijelaskan didalam Al-Qur’an Surat al-Alaq 1-5 :
Artinya : “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.

Surat Al-'Alaq adalah salah satu surat di dalam Al-Qur'an yang turun pada periode awal. Ayat 1-5 merupakan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi Muhammad saw. Ayat pertama yang diturunkan Allah ini sangat erat dengan petunjuk-Nya tentang pendidikan. Ayat tersebut dimulai dengan perintah membaca. Membaca merupakan salah satu aktivitas dalam pendidikan yang tidak dapat diabaikan, baik membaca yang tertulis maupun membaca alam dan fenomena yang tidak tertulis.

Krisis yang menimpa kaum muslim sekarang ini merupakan akumulasi dari berbagai krisis sebelumnya, yang dimulai sejak format ketatanegaraan berbentuk khilafah (Islami) berubah menjadi format muluk (kerajaan, jahili). Al Qur’an menjelaskan secara global bahwa krisis multidimensi itu terjadi karena berpaling dari ketentuan Allah. Maka barangsiapa yang berpaling dari syariat dan hukum-hukum Allah, maka akan menemui kehidupan yang serba sulit (ma’isyatan dhonkaa) di dunia, sangat menderita, sekalipun secara lahiriyah sejahtera (Hasyim dkk, 2005: 18).

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2017 Khusn al-'Ain.