(Banyaknya
kurikulum yang setiap saat berganti belum mengintegrasikan materi agama dengan
materi umum menjadi hal yang perlu diperhatikan!)
Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia
untuk mengembangkan dirinya agar dapat menghadapi segala permasalahan yang
timbul pada diri manusia itu sendiri.Pendidikan merupakan sebuah sistem yang
berusaha mengembangkan dan mendidik segala aspek yang dimiliki manusia,
sehingga orientasi pendidikan Islam tidak hanya memberikan pengetahuan agama
maupun umum, tetapi juga mendidik akhlak dan jiwa agar terbiasa dengan
kesopanan, keikhlasan dan kejujuran.
Menurut undang-undang tentang sistem pendidikan
nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara(Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang
sistem pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1).
Untuk mencapai dan mewujudkan tujuan pendidikan
diatas,harus berupaya dan berusaha semaksimal mungkin, diperlukan pengelolaan
yang baik dalam segala bidang disekolah. Peraturan pemerintah No 19 tahun 2005
tentang standar nasional pendidikan pasal 49 ayat 1, pengelolaan satuan
pendidikan meliputi perencanaan progam, peyusunan kurikulum tingkat satuan
kependidikan, kegiatan pembelajaran, pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan, penilaian hasil
belajar, dan pengawasan.di perlukannya sebuah perangkat sistem pendidikan yang
mampu menghantarkan kearah yang tepat. Sistem itu yang akan mampu menata dan
mempola proses pendidikan, sehingga proses pendidikan berjalan secara terarah,
terencana dan tujuannya tercapai.
Arah dan tujuan pendidikan nasional
yang telah diamanatkan oleh UUD 1945, adalah peningkatan iman dan takwa serta
pembinaan akhlak mulia para peserta didik yang dalam hal ini adalah seluruh
warga negara yang mengikuti proses pendidikan di Indonesia. Karena itu,
pendidikan yang membangun nilai-nilai moral atau karakter di kalangan peserta
didik harus selalu mendapatkan perhatian. Pendidikan di tingkat dasar (SD dan
SMP) merupakan wadah yang sangat penting untuk mempersiapkan sejak dini para
generasi penerus yang nantinya akan menjadi pemimpin bangsa kita di masa
datang.
Faktor yang menyebabkan tujuan pendidikan kurang memuaskan diantaranya berupa
sarana prasarana yang kurang mendukung proses pembelajaran, dapat pula berupa
SDM yang kurang atau tidak kompeten, sehingga proses pembelajaran tidak dapat
berjalan sesuai keinginan, dan dapat juga berupa kurikulum yang memang tidak
mengarah kepada pencapaian tujuan tersebut(Dennis C. McCornac, 2012).
Sangat wajar kalau tingkat kepandaian dan ketrampilan peserta didik tidak
akan maksimal dan yang didapatkan hanya sekedar lulus, tetapi tidak mempunyai
kecakapan khusus yang dapat diandalkan. Karena itu kiranya sangat mendesak
untuk dipikirkan bagaimana mendesain pendidikan agar peserta didik dapat
mengembangkan dirinya secara maksimal, sehingga dampak yang didapatkan setelah
menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu dapat menjadi bekal dalam menghadapi
kehidupan yang penuh dengan persoalan. Keputusan yang terbaik bahwa keadaan
seperti yang ada sekarang ini tetap dipertahankan dengan upaya maksimal dalam
proses pembelajarannya dan dbeberapa syarat dasar yang harus dimiliki, semacam
sarana prasarana dan juga SDM.
Wawasan al-Qur’an tentang pendidikan dalam segala tingkatan yang ada pada
hakikatnya bercorak tauhid, yaitu kesatuan pandangan yang menegaskan adanya
kesatuan sistem ilmu pengetahuan sebagai proses hubungan dialektis antara
daya-daya ruhaniah manusia dalam usaha memahami ayat-ayat Tuhan, baik yang
terkandung dalam alam, manusia, sejarah, maupun dalam kitab suci (Musa
Asy’arie, 2003: 6).
Wawasan tauhid tersebut menuntut adanya suatu metodologi yang memungkinkan
dapat diaktualisasikan secara konkret dalam realitas kehidupan. Karena itu, ilmu pengetahuan dalam pendidikan
berkedudukan sebagai objek, seharusnya dapat membangkitkan kesadaran spiritual
dan meningkatkan tanggung jawab moral manusia pada kehidupan di muka bumi,
sehingga kehadirannya memberikan makna dan menjadi rahmat bagi sesamanya.
Upaya membangun ilmu dengan
paradigma Islam harus menelaah sumber utama ajaran Islam yaitu Al Qur’an dan
As-Sunnah. Al Qur’an merupakan kitab Allah yang diturukan kepada nabi Muhammad
saw untuk menjadi hidayah bagi umat manusia. Al Qur’an memotivasi setiap orang
untuk menuntut ilmu dan mengajak manusia untuk berpikir.Al Qur’an tidak
merintangi akal untuk memperoleh ilmu, tetapi sebaliknya memberikan dorongan
yang sangat kuat agar setiap orang memperoleh ilmu dalam ukuran sedalam dan seluas
mungkin (Azyumardi dkk, 2010: 93).
Mendidik anak-anak agar berperilaku
baik tidaklah mudah. Banyak orangtua yang gagal melakukannya. Bukan karena
mereka tidak mampu,bukan karena mereka kurang mencurahkan kasih sayang kepada
anak-anak, bukan karena tidak menghendaki yang terbaik bagi anak-anak. Orangtua
gagal karena tidak bersikap konsisten (Severe, 2002: 5),sehingga dibutuhkan
konsistensi pendidikan orang tua dengan penuh cinta dan kasih.
Salah satu komponen yang paling penting dalam
pendidikan adalah kurikulum.Karena kurikulum memegang peranan kunci dalam
menentukan tujuan dan arah pendidikan kedepan. Dengan kurikulum proses
pendidikan akan berjalan dengan arah yang jelas. Kurikulum akan menggambarkan
proses pendidikan dilaksanakan dan bagaimana keadaan pendidikan dikemudian
hari. Kurikulum memberi pedoman dan pegangan tentang jenis dan lingkup urutan
isi dan proses pendidikan.Dalam proses pendidikan, kurikulum akan menjadi acuan
yang harus dijadikan pegangan, Kurikulum
mengarahkan seluruh aktifitas proses pendidikan demi tercapainya tujuan-tujuan
pendidikan, Heri
Gunawan (2013:23).
Pentingnya peran
dan fungsi kurikulum memang sudah sangat disadari dalam sistem Pendidikan
Nasional. Ini dikarenakan kurikulum merupakan alat yang penting dalam merealisasikan
program pendidikan, baik formal maupun nonformal, sehingga gambaran sistem
pendidikan dapat terlihat jelas dalam kurikulum tersebut. Arah dan tujuan
pendidikan yang jelas dan mantap juga dapat dilihat melalui kurikulum
pendidikan yang dipakai, Oemar Hamalik (2008:20).
Sejarah kurikulum
pendidikan di Indonesia yang sering berubah setiap ada pergantian Menteri
Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum memenuhi
standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945,
kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan kurikulum 2013 (http: www.asyikbelajar.com, diakses 22 oktober 2016).Perubahan
kurikulum yang ada pasti mempunyai dampak terhadap pendidikan yang ada.
Karakteristik kurikulum pendidikan Islam harus
terbebas dari kontradiksi, mengacu pada kesatuan Islam, dan selaras dengan
integritas psikologi yang telah Allah ciptakan untuk manusia serta selaras
dengan kesatuan pengalaman yang hendak diberikan kepada anak didik, baik yang
berhubungan dengan sunah, kaidah, sistem, maupun realitas alam semesta. Oleh
karena itu, seluruh materi pelajaran harus diarahkan pada satu tujuan luhur
atas dasar ini, seluruh ilmu duniawi harus diarahkan pada pembentukan kepribadian
manusia yang bertauhid. Dengan demikian, tidak ada lagi pembagian materi ke
dalam ilmu-ilmu keagamaan dan ilmu-ilmu
keduniaan. pendapat dari Zainal Abidin Bangir (2005:17) bahwa agar agama bisa
bermakna dan menjadi rahmat bagi pemeluknya, bagi umat manusia, atau bahkan
keseluruhan alam semesta, maka agama mesti diintegrasikan atau dipadukan dengan
wilayah-wilayah kehidupan manusia. Melalui pendapat tersebut, maka salah satu
cara yang dapat digunakan adalah dengan mengintegrasikan atau memadukan agama
dengan ilmu-ilmu umum dalam dunia pendidikan Islam.
Kurikulum adalah rencana tertulis tentang kemampuan
yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu dipelajari
dan pengalaman belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan tersebut,
dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian kemampuan
peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenaan dengan pengalaman
belajar peserta didik dalam mengembangkan potensi dirinya pada satuan
pendidikan tertentu Oemar
Hamalik, (2012 : 91).
Kurikulum merupakan kegiatan yang mencakup berbagai
rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan progam
agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai
tujuan yang diinginkan, Nik
Haryati (2011:2).Tauhid adalah mengEsakan Allah SWT, Yunahar ilyas (2009:18).
Kurikulum berbasis tauhid merupakan suatu proses pengelolaan
aktifitas belajar mengajar yang berpusat pada ajaran dan hukum-hukum Islam.Kurikulum
berbasis Tauhid merupakan salah satu pembaharuan dalam dunia pendidikan, ini berpedoman
pada pendidikan berbasis tauhid.Konsep pendidikan berbasis Tauhid merupakan
salah satu upaya untuk menciptakan peserta didik agar memiliki kemampuan yang
seimbang antara kognitif dan kepribadiannya Hal ini juga menunjukkan pada
prinsip integritas di mana diri dan segala yang ada pada satu arah, yaitu
kebajikan dalam rangka pengabdian kepada Tuhan.Seperti yang dijelaskan dalam QS. Al-Dzariyat 51: 56 :
Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia
melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”.
Dari hal
di atas harus kita pahami, bahwa tujuan penciptaan
manusia yaitu untuk selalu beribadah kepada Allah SWT. Secara arti luas,
manusia harus beribadah kepada Allah SWT seperti apa yang telah diajarkan oleh
Rasulullah saw. Selain ayat di atas, Allah juga memerintahkan agar selalu
memperhatikan pendidikan, baik yang berhubungan dengan dubia maupun akhirat.
Seperti yang dijelaskan didalam Al-Qur’an Surat al-Alaq 1-5 :
Artinya : “bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang
Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia
mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.
Surat Al-'Alaq adalah salah satu surat di dalam Al-Qur'an yang turun pada
periode awal. Ayat 1-5 merupakan ayat yang pertama kali turun kepada Nabi
Muhammad saw. Ayat pertama yang diturunkan Allah ini sangat erat dengan
petunjuk-Nya tentang pendidikan. Ayat tersebut dimulai dengan perintah membaca.
Membaca merupakan salah satu aktivitas dalam pendidikan yang tidak dapat
diabaikan, baik membaca yang tertulis maupun membaca alam dan fenomena yang
tidak tertulis.
Krisis yang menimpa kaum muslim sekarang ini merupakan akumulasi dari
berbagai krisis sebelumnya, yang dimulai sejak format ketatanegaraan berbentuk khilafah
(Islami) berubah menjadi format muluk (kerajaan, jahili). Al
Qur’an menjelaskan secara global bahwa krisis multidimensi itu terjadi karena
berpaling dari ketentuan Allah. Maka barangsiapa yang berpaling dari syariat
dan hukum-hukum Allah, maka akan menemui kehidupan yang serba sulit (ma’isyatan
dhonkaa) di dunia, sangat menderita, sekalipun secara lahiriyah sejahtera
(Hasyim dkk, 2005: 18).
0 komentar:
Posting Komentar