Sabtu, 13 Mei 2017

Filled Under:

INTERNALISASI DAN NILAI TAUHID

(Makna di Balik Internalisasi dan Nilai Tauhid)


Internalisasi adalah penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin, atau nilai sehingga merupakan keyakinan dan kesadaran akan kebenaran doktrin atau nilai yang di wujudkan dalam siakp dan perilaku (Mudji Sutrisno,1979:22) sedangkan menurut Pius A. Partanto dan M Dahlan Al-barry (1994:267) internalisasi adalah pendalaman, penghayatan, memasukkan.

Dari beberapa pendapat diatas internalisasi merupakan sebuah proses menanamkan sesuatu. Internalisasi dapat melalui institusional yakni melalui kelembagaan yang ada, misalnya lembaga studi dan lain sebagainya.

Menurut Frondisi yang dikutip Asmoro Achmadi(2006:59) mengemukakan bahwa Nilai kualitas yang tidak nyata dan nilai bukan sesuatu atau elemen dari sesuatu, akan tetapi Nilai adalah  sesuatu yang dimiliki atau kualitas dari suatu obyek tertentu yang disebut baik. Kemudian menurut Sidi Gazalba yang dikutip Mawardi Lubis (2009:17) Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak dan ideal. Nilai bukan benda konkret, bukan fakta, tidak hanya sekedar penghayatan yang dikehendaki dan tidak dikehendaki, yang disenangi dan tidak disenangi.

Dari beberapa pendapat diatas nilai merupakan sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi manusia sebagai acuan tingkah laku. Namun yang dimaksud disini adalah nilai yang bersumber dari Tuhan karena berkaitan dengan internalisasi nilai-nilai Tauhid dalam proses pembelajaran berbasis Kurikulum Tauhid.

Menurut M.Amin Rais,(1998:36) Tauhid secara etimologi berasal dari kata wahhada, yuwahhidu, tauhidan yang berarti mengEsakan Allah. Sedangkan menutut Yunahar Ilyas,(2009:18) Tauhid secara terminology mengesakan Allah baik dalam zat, asma wasshifat, maupun af’al-Nya.

Berdasarkan pengertian Tauhid yang dikemukakan para ahli diatas, dapat disimpulkan tauhid merupakan suatu agama yang meng-Esakan Allah.Yang di ungkapkan dalam kalimat Laa illa ha illallah, tidak ada tuhan kecuali Allah. Ke-Esaan Allah itu bukan hanya dalam arti bilangan diri-Nya hanya satu saja tetapi juga Esa dalam sifat-sifatnya, tidak ada sesuatu yang memiliki sifat-sifat yang sama sempurnanya dengan sifat-sifat Allah serta Esa pula dalam perbuatan, tidak ada sesuatu apapun juga yang dapat berbuat seperti Allah.

Abdul Aziz bin Muhammad Alu Abdul Lathif (2015:31-36) menjadi tiga macam tauhid
1)      Tauhid rububiyah
Meng-Esakan Allah dalam hal perbutan-perbutan-Nya, seperti menciptakan, member rizki, mengatur segala urusan, menghidupkan dan sebagainya.
2)      Tauhid uluhiyyah
Meng-Esakan Allah dengan perbuatan-perbuatan hamba yang diperintah-Nya.Jadi semua bentuk ibadah harus ditujukan hanya kepada Allah semata, tidak ada skutu baginya.
3)      Tauhid asma’ wa sifat
Beriman kepada setiap nama dan sifat Allah yang ada di dalam Al Qur’anul karim dan hadits-hadits yang shahih, yang dia sifatkan untuk diriNya atau yang disiftakan oleh RasulNya menurut hakeatnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2017 Khusn al-'Ain.