Sabtu, 13 Mei 2017

Filled Under:

COMPARABILITY OF INTEGRATED CURRICULUM


(Klasifikasi Dan Model-Model Integrasi Yang Menggambarkan Keragaman Pandangan Tentang Cara Pengintegrasian Kurikulum)


Keragaman pandangan tentang cara pengintegrasian kurikulum dimulai dari Model fragmented,  yang merupakan suatu organisasi kurikulum yang secara tegas memisahkan mata pelajaran sebagai entitas dirinya sendiri. Tidak ada keterkaitan antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Jika pun ada, mata pelajaran yang tampaknya saling tumpang tindih (beririsan), seperti fisika dan kimia, hubungan diantara keduanya adalah bersifat implisit, tidak eksplisit.

     Pandangan kurikulum model ini ibarat kita melihat objek menggunakan periskop, alat yang biasa digunakan di kapal selam untuk melihat keadaan di atas permukaan air. Sifat dari alat ini adalah untuk melihat ke satu arah, satu pandangan, dengan fokus yang sempit dari satu objek pengamatan.
b.     
     Pada model ini, mata pelajaran masih terpisah, akan tetapi sudah ada upaya khusus untuk membuat hubungan secara eksplisit dalam mata pelajaran. Menghubungkan satu topik dengan topik lainnya, menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya, satu skill dengan skill terkait lainnya, pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya/ selanjutnya, atau ide dalam satu semester dengan ide semester selanjutnya.
     Kunci dari model ini adalah upaya penuh pertimbangan untuk menghubungkan materi pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang sama, dengan asumsi bahwa siswa tidak akan memahami adanya hubungan secara otomatis dari materi yang dipelajari dengan materi lainnya. Adanya keterhubungan antar materi hrus diupayakan oleh guru.
c.      
     Dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu integrasi multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik yang ada pada satu mata pelajaran tertentu. Contoh, kemampuan sosial, kemampuan berpikir, dan kemampuan penguasaan materi pelajaran diintegrasikan dalam satu topik materi fotosintesis pada mata pelajaran IPA.

     Model integrasi ini, menurut Fogarty, biasa digunakan oleh guru yang sudah terlatih. Mereka tahu bagaimana cara mencapai tujuan yang majemuk (multiple) dan sangat penting dari suatu mata pelajaran. Dalam pelaksanaannya perlu perencanaan yang hati-hati untuk menentukan tujuan belajar siswa yang kompleks. Pengintegrasian model nested memiliki suatu keuntungan karena kombinasi kemampuan yang ingin dicapai lebih bersifat alamiah. Sehingga dalam pencapaiannya relative lebih mudah dilakukan. Dikatakan alamiah karena dalam pembelajaran sesungguhnya bertujuan untuk mencapai tujuan khusus tertentu, yang mana dalam kategori Bloom terdiri dari tiga domain kemampuan yaitu kognitif, afektif, dan motorik. Artinya, pencapaian tujuan kemampuan yang majemuk dan padu adalah hal standar dalam pembelajaran.

     Organisasi kurikulum model terurut (squenced) yaitu upaya pengaturan dan pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua mata pelajaran, dimana terjadi penyatuan materi dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lainnya, sehingga menghasilkan struktur baru. Namun dalam pembahasannya masih mempertahankan mata pelajaran utama. Dengan demikian, akan terjadi saling memperkaya pembahasan antara satu mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya. Serta akan membantu siswa untuk mampu membuat hubungan kritikal antar mata pelajaran.
     Model ini sangat berguna sebagai tahap awal proses integrasi dua mata pelajaran yang mudah untuk dipautkan satu sama lain.

     Proses penyatuan diawali dengan mengidentifikasi daftar bahasan pada mata pelajaran secara terpisah. Kemudian, dilihat kepaduan yang sesuai untuk membuat urutan penyajian baru. Penyajian disajikan secara pararel, dengan tetap mempertahankan mata pelajaran.

     Model shared adalah organisasi kurikulum dan pembelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Model shared berbasis pada pemikiran berbagi ide yang tumpang tindih (overlaving) yang ada pada mata pelajaran. Ide berupa konsep, skill, dan sikap yang tumpang tindih selanjutnya dijadikan dasar untuk payung materi pembelajaran. Cara ini analogi dengan kita memandang objek jauh menggunakan teropong binokular yang menggunakan dua lensa. Dimana kejelasan pandangan akan tercapai ketika dua pandangan atas suatu objek yang sama, yang tertangkap oleh masing-masing lensa, dipadukan menjadi satu tangkapan pandangan atas objek tersebut sehingga pandangan yang tadinya samar dan terpisah menjadi bersatu dan jelas.

     Contoh pada mata pelajaran IPS ada tema alat-alat transportasi, kemudian pada mata pelajaran IPA ada bahasan tentang macam-macam gerak. Dalam kedua mata pelajaran tersebut terdapat tema yang overlapping yaitu ‘gerak’. Konsep gerak ini selanjutnya dijadikan paying atau pengorganisasi materi pelajaran, untuk membahas kedua tema pelajaran tersebut.

     Sekilas model share ini mirip dengan pendekatan tematik, namun Fogarty menjelaskan, dahwa model ini berbeda dengan model tematik, karena dalam model shared pemusatan perhatian (fokus) diambil dari dalam mata pelajaran yang dipadukan. Sedangkan model tematik pemusatan diambil dari luar mata pelajaran.

     Model shared lebih cocok digunakan pada mata-mata pelajaran yang dikelompokkan-kelompokkan secara luas, misalnya IPS yang terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah, geografi) dan sebagainya.

     Model terjala atau jejaring tema (webbed) ini merupakan model yang paling popular. Dalam model ini, ibarat kita memandanf kurikulum menggunakan teleskop. Teleskop adalah alat bantu penglihatan untuk melihat objek yang jaraknya sangat jauh (biasanya dipakai untuk pengamatan benda-benda langit), digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh konstelasi subjek dan aktivitas.

     Organisasi kurikulum model terjala (webbed) adalah pendekatan tematik dalam pengintegrasian mata pelajaran. Satu tema dijadikan rujukan untuk membahas materi sejumlah mata pelajaran yang sejalan atau memiliki keterkaitan ide dan tema. Tema menjadi sesuatu yang sangat penting untuk merajut topik materi dari sejumlah mata pelajaran menjadi uraian yang terpadu. Oleh karena itu, pemilihan “tema subur” yaitu tema yang bisa relevan untuk pengembangan dan pembahasan materi berbagai mata pelajaran, menjadi suatu yang sangat penting.

     Threaded model adalah pendekatan pengembangan kemampuan belajar berkelanjutan tentang kemampuan yang sangat mendasar melalui semua mata pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu kemampuan mendasar yang meliputi: keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), keterampilan studi (study skill), pengorganisasi grafis, teknologi, dan kecerdasan majemuk (multiple intelligent) yang kesemuanya disebut dengan metacurriculu melalui semua mata pelajaran. Artinya model integrasi yang diorientasikan pada metacurriculum yang sangat penting dan berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi kurikulum dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk mengembangkan salah satu kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan meta kurikulum pembentukannya melalui sejumlah mata pelajaran.

     Dalam pelaksanaannya, tim dalam satu kelas atau antar kelas menentukan skill apa yang mau dikembangkan. Kemudian, kemampuan tersebut dimasukkan ke dalam konten sejumlah mata pelajaran yang ada, yang  relevan dengan pembebtukan skill tersebut. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan ini intinya disusupkan ke dalam isi kurikulum standar.

     Model organisasi ini cocok digunakan apabila kemampuan dasar menjadi prioritas pendidikan, bukam sekedar penguasaan materi belaka. Model ini merupakan upaya pengintegrasian mata pelajaran yang lebih mendalam. Melihat karakteristiknya, peluang penggunaan model ini lebih besar dipakai oleh mereka para penganjur kurikulum inti (hard-core curriculum).     

Model terpadu (integrated) adalah pengorganisasian kurikulum yang menggunakan pendekatan interdisipliner, mencocokpadukan beberapa mata pelajaran (menurut Fogarty: empat mata pelajaran) dengan berlandaskan pada konsep dan topik yang ada dan saling tumpang tindih diantara keempat mata pelajaran tersebut. Dengan merujuk pada tema terpilih, selanjutnya dilakukan pengaturan kembali pola organisasi materi. Yaitu materi yang sudah terintegrasi atau terpadu, tidak berdasarkan mata-mata pelajaran.

     Penentuan tema yang dijadikan fokus, sama dengan pada model shared yaitu diambil dari konsep, prinsip, atau skillyang ada dalam mata pelajaran bersangkutan. Berbeda dengan model tematik (webbed) yang mengambil tema dari luar mata pelajaran yang diintegrasikan.

     Logikanya, sesuai dengan analogi melihat objek menggunakan kaleidoskop. Yaitu melihat sekumpulan benda-benda jauh kemudian benda-benda itu disusun dalam suatu bentuk dan cara tertentu  berdasarkan logika atau ketentuan tertentu yang digunakan oleh pengamatnya.

     Organisasi model ini bisa digunakan untuk mengantisipasi atau mengakali apabila muatan kurikulum di sekolah terlalu banyak (over load), sedangkan waktu terbatas. Disamping itu, cocok pula digunakan pada level pendidikan yang menjadikan siswa sebagai fokus dalam pembelajaran dan pertimbangan keseluruhan (holistik) dijadikan dasar teori dalam proses pembelajaran. Selain dari pada itu, sama halnya dengan model webbed, dalam pengembangannya sebaiknya dilakukan secara tim, mengingat tingkat kompleksitasnya.

Integrasi model terbenam (immerse) adalah pengintegrasian yang dilakukan secara internal dan intrinsic oleh siswa secara personal dengan sedikit atau bahkan tanpa intervensi dari luar. Siswa mengintegrasikan materi yang dipelajari setelah difilter terlebih dahulu dengan lensa pengalaman, peminatan, kebutuhan, dan atau kepakaran siswa sendiri. Berikutnya materi yang terfilter akan membenam menjadi pengetahuan dan pengalaman pribadinya. Model ini tidak dirancang melalui resep perencanaan yang matang oleh guru. Penyatuan terjadi secara internal dan mandiri. Kata Fogarty, “one cannot engineer the internal integration”. Namun demikian, konsep initelah diketahui, sehingga guru bisa memberikan bantuan pada siswa dengan cara memberikan bantuan penyusunan sintesis, menyediakan variasi isi dan keluasan materi pelajaran, serta bantuan belajar lainnya untuk mempertajam kemampuan, konsep, dan sikap positif. Dengan cara ini pebelajar tipe immersed akan melakukan proses integrasi secara otomatis, selama hal itu sejalan dengan lensa pengalaman, keminatan, kebutuhan, dan kepakarannya yang dipakainya. Contoh pebelajar kategori ini adalah para siswa tingkat universitas, pascasarjana, kandidat doctor, dan peserta post-doktoral. Mereka biasanya tenggelam secara total dalam bidang studi keminatannya 

    Integrasi model jejaring kerja (networked) ini memiliki kesamaan dengan model integrated di atas, yaitu adanya proses penyaringan informasi yang dibutuhkan melalui lensa kaca mata keahlian dan peminatan. Hanya saja, dalam model ini ada proses menghubungkan informasi internal dengan jejaring informasi eksternal dari para ahli dalam bidang yang terkait. Terjadi pemasukan sumber informasi yang berkelanjutan dari luar, yang menyediakan, memperluas, dan memperbaiki ide. Dalam pencarian pengetahuan siswa menggunakan dan mempertahankan jejaring sebagai sumber informasi utama yang selanjutnya akan difilter oleh lensa keahlian dan peminatan pribadi siswa. Dalam penentuan jejaring mana yang akan dijadikan rujukan ini sepenunhya ada dalam pertimbangan siswa sendiri. Cara kerja model ini mirip aktivitas para peneliti mencari sejumlah informasi yang dibutuhkan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Beberapa cara penjaringan informasi digunakan, selanjutnya hanya informasi terpilihlah, sesuai kebutuhan, yang akan digunakan.(Deni Kurniawan,2014:58-80)

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright @ 2017 Khusn al-'Ain.