(Klasifikasi Dan Model-Model Integrasi Yang Menggambarkan Keragaman
Pandangan Tentang Cara Pengintegrasian Kurikulum)
Keragaman pandangan tentang cara pengintegrasian kurikulum dimulai dari Model fragmented, yang merupakan suatu organisasi kurikulum yang secara tegas
memisahkan mata pelajaran sebagai entitas dirinya sendiri. Tidak ada
keterkaitan antara mata pelajaran satu dengan yang lainnya. Jika pun ada, mata
pelajaran yang tampaknya saling tumpang tindih (beririsan), seperti fisika dan
kimia, hubungan diantara keduanya adalah bersifat implisit, tidak eksplisit.
Pandangan kurikulum model ini ibarat kita melihat objek menggunakan
periskop, alat yang biasa digunakan di kapal selam untuk melihat keadaan di
atas permukaan air. Sifat dari alat ini adalah untuk melihat ke satu arah, satu
pandangan, dengan fokus yang sempit dari satu objek pengamatan.
b.
Pada model ini, mata pelajaran masih terpisah, akan tetapi sudah ada
upaya khusus untuk membuat hubungan secara eksplisit dalam mata pelajaran.
Menghubungkan satu topik dengan topik lainnya, menghubungkan satu konsep dengan
konsep lainnya, satu skill dengan skill terkait lainnya,
pekerjaan satu dengan pekerjaan lainnya/ selanjutnya, atau ide dalam satu semester
dengan ide semester selanjutnya.
Kunci dari model ini adalah upaya penuh pertimbangan untuk menghubungkan
materi pembelajaran dalam satu mata pelajaran yang sama, dengan asumsi bahwa
siswa tidak akan memahami adanya hubungan secara otomatis dari materi yang
dipelajari dengan materi lainnya. Adanya keterhubungan antar materi hrus
diupayakan oleh guru.
c.
Dalam organisasi kurikulum model tersarang (nested) ini, yaitu
integrasi multi target kemampuan yang ingin dicapai disajikan dalam satu topik
yang ada pada satu mata pelajaran tertentu. Contoh, kemampuan sosial, kemampuan
berpikir, dan kemampuan penguasaan materi pelajaran diintegrasikan dalam satu
topik materi fotosintesis pada mata pelajaran IPA.
Model integrasi ini, menurut Fogarty, biasa digunakan oleh guru yang
sudah terlatih. Mereka tahu bagaimana cara mencapai tujuan yang majemuk (multiple)
dan sangat penting dari suatu mata pelajaran. Dalam pelaksanaannya perlu
perencanaan yang hati-hati untuk menentukan tujuan belajar siswa yang kompleks.
Pengintegrasian model nested memiliki suatu keuntungan karena kombinasi
kemampuan yang ingin dicapai lebih bersifat alamiah. Sehingga dalam
pencapaiannya relative lebih mudah dilakukan. Dikatakan alamiah karena dalam
pembelajaran sesungguhnya bertujuan untuk mencapai tujuan khusus tertentu, yang
mana dalam kategori Bloom terdiri dari tiga domain kemampuan yaitu kognitif,
afektif, dan motorik. Artinya, pencapaian tujuan kemampuan yang majemuk dan
padu adalah hal standar dalam pembelajaran.
Organisasi kurikulum model terurut (squenced) yaitu upaya
pengaturan dan pengurutan kembali materi yang memiliki ide yang sama dari dua
mata pelajaran, dimana terjadi penyatuan materi dari satu mata pelajaran ke
mata pelajaran lainnya, sehingga menghasilkan struktur baru. Namun dalam
pembahasannya masih mempertahankan mata pelajaran utama. Dengan demikian, akan
terjadi saling memperkaya pembahasan antara satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran lainnya. Serta akan membantu siswa untuk mampu membuat hubungan
kritikal antar mata pelajaran.
Model ini sangat berguna sebagai tahap awal proses integrasi dua mata
pelajaran yang mudah untuk dipautkan satu sama lain.
Proses penyatuan diawali dengan mengidentifikasi daftar bahasan pada
mata pelajaran secara terpisah. Kemudian, dilihat kepaduan yang sesuai untuk
membuat urutan penyajian baru. Penyajian disajikan secara pararel, dengan tetap
mempertahankan mata pelajaran.
Model shared adalah organisasi
kurikulum dan pembelajaran yang melibatkan dua mata pelajaran. Model shared
berbasis pada pemikiran berbagi ide yang tumpang tindih (overlaving)
yang ada pada mata pelajaran. Ide berupa konsep, skill, dan sikap yang tumpang
tindih selanjutnya dijadikan dasar untuk payung materi pembelajaran. Cara ini
analogi dengan kita memandang objek jauh menggunakan teropong binokular yang
menggunakan dua lensa. Dimana kejelasan pandangan akan tercapai ketika dua
pandangan atas suatu objek yang sama, yang tertangkap oleh masing-masing lensa,
dipadukan menjadi satu tangkapan pandangan atas objek tersebut sehingga
pandangan yang tadinya samar dan terpisah menjadi bersatu dan jelas.
Contoh pada mata pelajaran IPS ada tema
alat-alat transportasi, kemudian pada mata pelajaran IPA ada bahasan tentang
macam-macam gerak. Dalam kedua mata pelajaran tersebut terdapat tema yang overlapping
yaitu ‘gerak’. Konsep gerak ini selanjutnya dijadikan paying atau
pengorganisasi materi pelajaran, untuk membahas kedua tema pelajaran tersebut.
Sekilas model share ini mirip
dengan pendekatan tematik, namun Fogarty menjelaskan, dahwa model ini berbeda
dengan model tematik, karena dalam model shared pemusatan perhatian
(fokus) diambil dari dalam mata pelajaran yang dipadukan. Sedangkan model
tematik pemusatan diambil dari luar mata pelajaran.
Model shared lebih cocok digunakan
pada mata-mata pelajaran yang dikelompokkan-kelompokkan secara luas, misalnya
IPS yang terdiri dari gabungan beberapa disiplin ilmu (ekonomi, sejarah,
geografi) dan sebagainya.
Model terjala atau jejaring tema (webbed)
ini merupakan model yang paling popular. Dalam model ini, ibarat kita memandanf
kurikulum menggunakan teleskop. Teleskop adalah alat bantu penglihatan untuk
melihat objek yang jaraknya sangat jauh (biasanya dipakai untuk pengamatan
benda-benda langit), digunakan untuk memperoleh gambaran menyeluruh konstelasi
subjek dan aktivitas.
Organisasi kurikulum model terjala (webbed)
adalah pendekatan tematik dalam pengintegrasian mata pelajaran. Satu tema
dijadikan rujukan untuk membahas materi sejumlah mata pelajaran yang sejalan
atau memiliki keterkaitan ide dan tema. Tema menjadi sesuatu yang sangat
penting untuk merajut topik materi dari sejumlah mata pelajaran menjadi uraian
yang terpadu. Oleh karena itu, pemilihan “tema subur” yaitu tema yang bisa
relevan untuk pengembangan dan pembahasan materi berbagai mata pelajaran,
menjadi suatu yang sangat penting.
Threaded model adalah pendekatan
pengembangan kemampuan belajar berkelanjutan tentang kemampuan yang sangat
mendasar melalui semua mata pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu kemampuan
mendasar yang meliputi: keterampilan berpikir (thinking skill),
keterampilan sosial (social skill), keterampilan studi (study skill),
pengorganisasi grafis, teknologi, dan kecerdasan majemuk (multiple
intelligent) yang kesemuanya disebut dengan metacurriculu melalui
semua mata pelajaran. Artinya model integrasi yang diorientasikan pada metacurriculum
yang sangat penting dan berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi
kurikulum dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk mengembangkan salah satu
kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan meta kurikulum pembentukannya melalui
sejumlah mata pelajaran.
Dalam pelaksanaannya, tim dalam satu kelas
atau antar kelas menentukan skill apa yang mau dikembangkan. Kemudian,
kemampuan tersebut dimasukkan ke dalam konten sejumlah mata pelajaran yang ada,
yang relevan dengan pembebtukan skill
tersebut. Dengan kata lain, kemampuan-kemampuan ini intinya disusupkan ke dalam
isi kurikulum standar.
Model organisasi ini cocok digunakan
apabila kemampuan dasar menjadi prioritas pendidikan, bukam sekedar penguasaan
materi belaka. Model ini merupakan upaya pengintegrasian mata pelajaran yang
lebih mendalam. Melihat karakteristiknya, peluang penggunaan model ini lebih
besar dipakai oleh mereka para penganjur kurikulum inti (hard-core
curriculum).
Model terpadu (integrated) adalah
pengorganisasian kurikulum yang menggunakan pendekatan interdisipliner,
mencocokpadukan beberapa mata pelajaran (menurut Fogarty: empat mata pelajaran)
dengan berlandaskan pada konsep dan topik yang ada dan saling tumpang tindih
diantara keempat mata pelajaran tersebut. Dengan merujuk pada tema terpilih,
selanjutnya dilakukan pengaturan kembali pola organisasi materi. Yaitu materi
yang sudah terintegrasi atau terpadu, tidak berdasarkan mata-mata pelajaran.
Penentuan tema yang dijadikan fokus, sama
dengan pada model shared yaitu diambil dari konsep, prinsip, atau
skillyang ada dalam mata pelajaran bersangkutan. Berbeda dengan model tematik (webbed)
yang mengambil tema dari luar mata pelajaran yang diintegrasikan.
Logikanya, sesuai dengan analogi melihat
objek menggunakan kaleidoskop. Yaitu melihat sekumpulan benda-benda jauh
kemudian benda-benda itu disusun dalam suatu bentuk dan cara tertentu berdasarkan logika atau ketentuan tertentu
yang digunakan oleh pengamatnya.
Organisasi model ini bisa digunakan untuk
mengantisipasi atau mengakali apabila muatan kurikulum di sekolah terlalu
banyak (over load), sedangkan waktu terbatas. Disamping itu, cocok pula
digunakan pada level pendidikan yang menjadikan siswa sebagai fokus dalam
pembelajaran dan pertimbangan keseluruhan (holistik) dijadikan dasar teori
dalam proses pembelajaran. Selain dari pada itu, sama halnya dengan model webbed,
dalam pengembangannya sebaiknya dilakukan secara tim, mengingat tingkat
kompleksitasnya.
Integrasi
model terbenam (immerse) adalah pengintegrasian yang dilakukan secara
internal dan intrinsic oleh siswa secara personal dengan sedikit atau bahkan
tanpa intervensi dari luar. Siswa mengintegrasikan materi yang dipelajari
setelah difilter terlebih dahulu dengan lensa pengalaman, peminatan, kebutuhan,
dan atau kepakaran siswa sendiri. Berikutnya materi yang terfilter akan
membenam menjadi pengetahuan dan pengalaman pribadinya. Model ini tidak
dirancang melalui resep perencanaan yang matang oleh guru. Penyatuan terjadi
secara internal dan mandiri. Kata Fogarty, “one cannot engineer the internal
integration”. Namun demikian, konsep initelah diketahui, sehingga guru bisa
memberikan bantuan pada siswa dengan cara memberikan bantuan penyusunan
sintesis, menyediakan variasi isi dan keluasan materi pelajaran, serta bantuan
belajar lainnya untuk mempertajam kemampuan, konsep, dan sikap positif. Dengan
cara ini pebelajar tipe immersed akan melakukan proses integrasi secara
otomatis, selama hal itu sejalan dengan lensa pengalaman, keminatan, kebutuhan,
dan kepakarannya yang dipakainya. Contoh pebelajar kategori ini adalah para
siswa tingkat universitas, pascasarjana, kandidat doctor, dan peserta
post-doktoral. Mereka biasanya tenggelam secara total dalam bidang studi
keminatannya
Integrasi model jejaring
kerja (networked) ini memiliki kesamaan dengan model integrated
di atas, yaitu adanya proses penyaringan informasi yang dibutuhkan melalui
lensa kaca mata keahlian dan peminatan. Hanya saja, dalam model ini ada proses
menghubungkan informasi internal dengan jejaring informasi eksternal dari para
ahli dalam bidang yang terkait. Terjadi pemasukan sumber informasi yang
berkelanjutan dari luar, yang menyediakan, memperluas, dan memperbaiki ide.
Dalam pencarian pengetahuan siswa menggunakan dan mempertahankan jejaring
sebagai sumber informasi utama yang selanjutnya akan difilter oleh lensa
keahlian dan peminatan pribadi siswa. Dalam penentuan jejaring mana yang akan
dijadikan rujukan ini sepenunhya ada dalam pertimbangan siswa sendiri. Cara
kerja model ini mirip aktivitas para peneliti mencari sejumlah informasi yang
dibutuhkan sesuai dengan pertanyaan penelitian yang telah diajukan. Beberapa
cara penjaringan informasi digunakan, selanjutnya hanya informasi terpilihlah,
sesuai kebutuhan, yang akan digunakan.(Deni Kurniawan,2014:58-80)
0 komentar:
Posting Komentar